Rabu, 02 Februari 2011

SUMBANGAN DAULAT UTSMANIYAH TEHADAP POLITIK, SENI, DAN BUDAYA ISLAM

SUMBANGAN DAULAT UTSMANIYAH
TEHADAP POLITIK, SENI, DAN BUDAYA ISLAM

Oleh : Safrudin, S.Sos.I 


1.        PENDAHULUAN
Kepemimpinan kholifah Utsmaniyah dinilai banyak pihak lahir pada waktunya, setelah dunia Islam seolah-olah tertidur dengan nyenyaknya, diam membeku dan berhenti selama beberapa abad lantaran sedang mengalami keprihatinan akibat perang salib yang datangnya sampai berulang-ulang tujuh kali. Kita semua sepakat setelah runtuhnya bani Abbas di Baghdad dan naiknya bangsa Mongol dan Tar-Tar boleh dikatakan tidak ada kerajaan Islam yang besar dan bias menjadi tumpuan Islam. Negara-negara islam telah terpecah-belah, tetapi dengan timbulnya kerajaan Utsmaniyah dapat dikatakan Islam mampu menunjukkan kegagahannya serta mampu menyambung kemegahan kerajaan-kerajaan islam lama.
Namun demikian banyak pula yang tidak puas terhadap cara pengelolaan negara pada zaman ini karena dianggap banyak perhatian tersita untuk mengurusi kepentingan luar negeri dan kondisi dalam negeri kacau balau. Tapi janganlah lupa,  sesunguhnya hasil dari usaha penyebaran dan expansi keluar wilayah ini dapat menciptakan kebanggaan tersendiri dan dinilai sebagai zaman keemasan Islam dalam penyebaran agama keseluruh dunia. Ungkapan ini tampak tak berlebihan terbukti dengan banyaknya wilayah yang takluk kepada Islam sampai Bizantium yang selama ini dianggap sebagai musuh oleh Islam.


2.             ASAL USUL DAULAT UTSMANIYAH
Kata Utsmaniyah berasal dari nenek moyang mereka yakni Utsman (nama kholifah ideal) yang kemudian menjadi Utsmani dan akhirnya disebut Utsmaniyah atau Ottoman. Mereka keturunan Ghuzz (Oghuz) sebuah cabang kebangsaan Turki, yakni anak turun seorang kepala suku bernama Ertaghul yang hidup pada abad ke-7 H. Pada mulanya putra Ertaghul yang bernama Utsman (juga diucapkan Osman-Ottoman) mendirikan kekuasaan di Asia kecil. Keluarga ini menguasai Anatoli barat dan pada tahun 758 H, mulai melancarkan gerakan penaklukan sehingga jumlah wilayah seperti Bulgaria, Serbia, Macedonia menjadi bagian wilayah kekuasaannya. Ketiga wilayah ini oleh bangsa Turki disebut "Rumalia" dari kata "Rum" terkandung pengertian bahwa wilayah tersebut ditaklukkan dari Bizantium-Romawi. Daulat Utsmaniyyah berkuasa secara meluas di Asia kecil (Asia Minor) sejak tahun 1300 H. Pada masa itu Daulat Utsmaniyyah telah mampu menampakkan kemampuannnya dalam mengendalikan dan memimpin negara dengan kekuatan yang cukup membanggakan. Sehingga disegani dan diperhitungkan oleh negara-negara barat. Bangsa ustmaniyyah adalah ahli perang  yang  kuat sikapnya, kuat tubuh dan berani  serta tahan uji saat sakit maupun santai hingga dapat dibanggakan sebagai negara yang dapat mengantarkan kebesaran Islam sampai berabad­-abad. Sekalipun dalam dua kali perang dunia, Turki selalu terpukul namun tidak mundur dan tetap menjadi negara yang merdeka. Kekuasaan bangsa Turki telah sanggup memperluas wilayah Islam sampai ke Eropa. Hingga saat ini kaum muslimin yang hidup di Eropa pun kebanyakan juga berasal dari keturtinan bangsa Turki yang dulu pernah menduduki kawasan tersebut. Raja-raja Daulat Utsmani bergelar Sultan dan Khalifah sekaligus. Sultan menguasai urusan duniawi sedang Kholifah menguasai bidang agama/ukhrawi. Mereka mendapatkan kekuasaan secara turun temurun, yang unik ada aturan yang berbeda bila dibandingkan dengan bentuk-bentuk penganggakatan raja diwilayah Islam yang lain, yakni tidak harus putra pertama (sulung) yang menggantikan Sultan terdahulu, adakalanya digantikan dari saudara Sultan. Dengan adanya proses pergantian semacam itu, sering timbul perselisihan, perebutan kekuasaan yang tidak jarang menjadi ajang pertempuran antara satu pangeran (putra mahkota) dengan yang lainnya. Hal ini tampaknya menjadi lemahnya kekuasaan Utsmaniyah.
Sejak Utsman hingga Sulaiman yang Agung, dapat dikatakan bahwa Sultannya terdiri dari orang-orang yang kuat, dapat mengembangkan kerajaan, hingga Eropa dan Afrika. Dimasa Sultan Al ghoni itulah Turki Utsmani mencapai puncak kejayaannya, setelah masa itu para Sultan dalam kondisi lemah, ditambah lagi dengan banyaknya serangan batik dari negeri Eropa yang sudah merasa kuat. Akhirnya penguasa Utsmani tidak dapat lagi mempertahankan kerajaannya yang luas dan hilanglah kekuasaannya pada tahun 1924, ketika Musthafa Kemal Attaturk menghapuskan Kholifah untuk selama-lamanya dari bumi Turki dan bergantilah bentuk negeri itu menjadi republik hingga saat ini. Dalam sekian lama kekuasaannya kurang lebih 625 tahun, tidak kurang dari 38 Sultan memimpin kerajaan menumental tersebut.

3.             PUNCAK PERADABAN ISLAM DAULAT UTSMANIYAH
a. Politik
Dalam bidang politik terutama ekspansi wilayah tampaknya daulat Utsmanivah memiliki catatan tersendiri kalau tidak bisa dikatakan merupakan kerajaan Islam yang paling lama berdiri kokoh dan mampu memperluas wilayahnya sampai menjangkau antara Eropa dan Mongolia. Utsman Yang kemudian dijadikan nama Daulat Utsmaniyah menerima gelarAl-ghoni (pejuang dijalanAllah).
Ketika Utsman mulai melangkah berjihad melawan Bizantium, para mujahidin dari segala penjuru Asia kecil, para kabilah dan kepala­-kepala suku yang ada di Turki berdatangan menemuinya untuk bergabung dan secara bersama-sama melawan Bizantium dan dimenangi. Ini terjadi pads tahun 1330 M.
Pada tahun 1453 M dibawah kepemimpinan Sultan Muhammad II, Bani Utsmaniyah dapat menaklukkan dan menguasai Konstantinopel. Sementara itu kemunculan Ustmaniyah yang sangat menentukan bagi Islam di daratan Eropa adalah penaklukan Beograd pada tahun 1521 M yang merupakan kerja keras dari Sultan Sulaiman Kabir.
b. Seni
Tidal dipungkiri selama berabad-abad kekuasaan Turki Utsmani, muncul tokoh-tokoh penting dalam bidang kebudayaan, seperti yang lihat  pada abad ke 16, 17 dan 18. Baki dan Fuzuli pada abad ke 16 terus mendominasi sampai abad 17, menekankan tradisi yang berbeda terutama yang dibesarkan pada pengaruh Persia terutama Turki. Hasilnya adalah mundurnva gaya romantisme mesnevi, Yang hanya terbatas pada karya-karva singkat dan etika berisi anekdot, sedangkan kaside Turki menjadi alat yang menonjol dari ekspensi puisi.
Penyair abad ke-17 yang menonjol Nefi (1583-1636), ia lahir di Enzurum dari keluarga Sunni. Karya satranya mendapat tempat dihati tiga Sultan berturut-tunit, Ahmad I, Utsman II dan Murad IV. Akhirnya yang terakhir itu mempromosikan karya-karyanya, sebagai imbalannya ia memuji-muji Sultan dalam rentetan kaside, Nafi adalah seorang satinis yang mengkritik berbagai tokoh zamannya, nepotisme dan korupsi sebagai akibatnya ia diasingkan dan dibunuh atas perintah Perdana Menteri Bayram Pasya. Dalam bidang sastra kerajaan Utsmani melahirkan dua tokoh, Katib Celebi dan Evliva Celebi, mungkn yang terbesar semua penulis adalah Mustafa Ibnu Abdullah, dikenal dengan Katib Celebi atau Haji Halifi (1609 - 1657), Musthafa muda menerima pendidikan dasarnya dan pengalamannya ketika menyertai ayahnya pergi dalam ekspedisi di Baghdad dan Enzurum. Setelah ayahnya wafat, la bekerja untuk Murad IV sebagai juru tulis, kemudian naik menjadi Kalf (Khalife). la melacak semua buku dan manuskrip yang ia jumpai selama dalam perjalanan dan mengumpulkan serakan-serakan sehingga dikenal sebagai orang paling alim dalam zamannya. Kecintaannva terhadap buku, tergambar dalam karyanya yang paling besar Kasyf Al Zunun fi AsmaI Al Kutub wal Funun, sebuah presentasi biografi penulis-penulis penting di dunia timuna bersama daftar dan diskripsi lebih dari 1500 buku berbahasa Turki, Persia dan Arab. Disamping itu ia juga menulis geografi, biografi tokoh-tokoh penting, sejarah Utsmani dari 1541-1655, keadaan laut tengah dan pulau-pulau dibawah Turki Utsmani dan berbagai macam karya yang lain.
Abad ke-17 juga melahirkan karya epik Islam terbesar Seyadat Name (buku perjalanan) oleh Evliya Celebi (1614-1682). Ia lahir di Istambul pada tahun 1614, ia menulis dan melukiskan secara detail apa yang ia lihat seperti manusia, bangunan, kata dan kejadian, kehidupan dan organisasi kata, Monumen Utsmani, tradisi, gaya hidup dan lain sebagainya.
Dalam model nasehat untuk apa penguasa, muncul pula sebuah karya yang berjudul Asafname (buku Ashaf seorang menteri legendaris yang bijak pada zaman Raja Sulaiman) Yang ditulis untuk raja Sulaiman oleh wazimya Luthfi Pasya (1488-1563). Untuk mengungkap pengalamannya selama bertahun-tahun dan kajian sejarah untuk mengatasi problem-problem yang dihadapi oleh kerajaan Utsmani.
Menurut Luthfi Pasya, seorang menteri yang bijak harus menjauhi kerakusan dan kepentingan pribadi dan harus mendorong Sultan untuk rnelindungi hak-hak pemilihan rakyat. Karya semacam ini kemudian diteruskan oleh Gelibol Ull Musthafa Ali Effendi (1541­1599) yang mempersembahkan karyanya nevaidun- Nefais fi Kava'idil-mecalis (hal-hal yang jarang tentang aturan majelis) kepada Murad II, didalamnya menjelaskan tentang tata cara bagaimana seseorang harus hidup dan bekerja, bagaimana kelompok penguasa melaksanakan tugasnya. Selain itu juga terdapat karya yang paling terpenting yang dipersembahkan oleh Musthafa Koci Bey kepada Murad IV, menurut dia ada empat hal yang menyebabkan kemunduran Utsmani.
1.        Mundurnya Sultan dari keikutsertaan pemerintahan militer.
2.        Berkurangnya wewenang Perdana Menteri.
3.        Munculnya kubu-kubu istana dan partai.
4.        Merajalelanya korupsi kedalam setiap bagian pemerintahan.
Pada abad ke-18 muncul Nevizadw Ata'I (1683-1734). yang menulis Hamsa (lima) dan Sakiname (nyanyian pemegang cangkir). Setelah itu Mesnefi Utsmani telah tamat. Selanjutnya lahir seorang penyair difan yang menonjol yaitu Muhammad Esad Effendi yang dikenal dengan Galip Dede atau Syeikh Galip (1757-1799) yang pernah menjadi kepala asrama Thariqah Maulawiyah di Golata selama awal periode kekuasaan Salim III.
c. Budaya
Dalam bidang arsitektur juga mencapai masa puncaknya, ketika Konstantinopel direbut (1453), kota itu diganti namanya menjadi "Istambul", kata Islam. Kata Konstantinopel berasal dari nama Kaisar Roma Constantine. Pada masa pemerintahan Sulaiman banyak gereja diganti menjadi masjid, salah satu yang menonjol adalah penggantian gereja Santa Shofia (salah satu gereja megah dalam dunia Kristen) menjadi masjid. Ketika Justinian membangun Santa Shofia dalam tahap penyelesaian, pikirannya melayang ke bangunan suci di Yerussalem. Ia lalu berseru "Wahai raja Salmon ! Aku telah mengunggulimu." Simon seorang arsitek kerajaan terbaik sengaja membuat masjid Sulaiman 16 kali lebih tinggi dari Santa Shofia dengan istana kebanggaannnya Utsmani membangun harem (kamar) yang berjumlah ribuan mengelilingi istana kerajaan Turki Utsmani.

4.             PENGARUH TURKI UTSMANI TERHADAP DUNIA ISLAM
Kerjaan Utsmani adalah suatu pemerintahan yang dapat dibanggakan, dan telah mengangkat nama Islam dalam percaturan politik internasional. Ia pun telah memasuki negara-negara barat, sehingga membawa contoh baru bagi pemerintahan Islam. Memang telah lama kerajaan Islam lenyap dari pemukaan bumi. Dan yang muncul kemudian ialah negara Islam yang besar, yang mempunyai kekuatan cukup hanyalah Utsmani (Ottoman), Apalagi setelah terlibat dalam perang Salib yang mengancam negeri-negeri Islam bukan raja di Timur Tengah tapi juga di India sampai ke Indonesia dengan masuknya penjajah yang membawa bendera agama Masehi. Masuknya penjajah itu tidak dapat dipisahkan dari masuknya agama masehi dalam daerah-daerah yang tak pernah dikenal oleh masyarakat wilayah tersebut.
Persoalan antara barat dengan adagium Kristen dan Timur dengan adagium Islamnya senantiasa menimbulkan persoalan hingga mereka mengatakan : "Timur adalah Timur dan Barat adalah Barat dan sekali lagi tidak akan berjumpa". Tirnbulnya revolusi industri di Eropa dan suksesnya lawatan Colombus dan Vasco De Gama memberikan kesempatan bagi Eropa untuk membentangkan wilayah kekuasaannya ke Asia dan Eropa. Pada saat itu semua negara Islam berada dalam cengkeraman kekuasaan asing, kecuali Turki (utsmani). la menjadi simbol bagi kekuatan Islam, dari segi pemikiran gerakan tokoh-tokoh Utsmani senantiasa didengar oleh negara Islam. Bahkan bendera kebangsaan Turki warna hijau dengan bulan sabitnva sampai saat ini dijadikan simbol dan bendera oleh negara maupun organisasi-organisasi Islam.

5.             KESIMPULAN
1.        Nama Daulat Utsmaniyah berasal dari nama pendiri kerajaan tersebut yaitu Utsman.
2.        Sumbangan Dinasti Utsmaniyah dalam bidang politik besar sekali terutama dalam perluasan wilayah dan satu-satunya daulat Islam yang paling lama berkuasa.
3.      Dalam bidang seni pada masa Utsmaniyah muncul nama-nama yang mampu mengharumkan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar